Dipublish pada 2025-03-23 07:03:07, ditulis oleh Nanda Latifah Riandani
DIVORCE (Chapter One)*
* Penulis Terpilih Parade Fiksi-4 Pena Baswara Makassar. Cerpen ini pernah dibukukan dengan judul "Senja dan Luka Yang Hilang". Diterbitkan oleh CV. Cipta Pena Baswara Pena Baswara Publisher 2025
“Hanya bisa diam tanpa alasan, sunyi tak menentu melihat dunia tanpa nyawa.”
Suara pecahan piring terdengar memecah keheningan malam. Sahut-sahutan suara dengan nada tinggi mewarnai heningnya malam.
“Aku akan pergi dari sini.”
“Silakan, aku tidak peduli kamu pergi dengan Perempuan simpananmu itu.”
Beberapa tahun berlalu …
***
Seorang gadis mungil tengah menatap wajah cantiknya di cermin. Seragam cokelat melekat di tubuhnya. Setelah merasa siap, ia bergegas turun untuk sarapan bersama seorang wanita paruh baya yang sudah ada di sana lebih dulu.
Tak ada obrolan di antara keduanya, tapi keheningan itu tidak berlangsung lama karena setelahnya wanita itu berkata, “Kemarin Mamah dapat surat dari guru.”
Gadis itu hanya berdeham sebagai respons.
Wanita itu kembali melanjutkan ucapannya. “Gurumu bilang, kamu buat masalah lagi.”
“Emang Mamah peduli apa sama aku?” tanya gadis itu. Ia pun masih fokus pada roti yang ada di tangannya.
“Mamah peduli sama kamu, Sayang!” ucapnya dengan nada tinggi.
“Kenapa gak dari dulu Mamah peduli sama aku? Dari dulu yang Mamah pentingin hanya karier Mamah aja dan sekarang saat aku sudah bisa sendiri tanpa bantuan dari Mamah, Mamah baru perhatian sama aku. Mamah ke mana aja dulu?”
“Mamah emang terlambat, tapi Mamah sayang sama kamu. Mamah lakuin semua ini buat kamu, buat masa depan kamu.”
“Iya, Mamah tahu apa yang terbaik buat aku, tapi Mamah gak pernah tahu apa yang aku mau,” ucapnya dan berlalu dari tempat itu dengan air mata yang mengalir di wajahnya.
“Nazel!”
Suasana riuh mewarnai aktivitas dari setiap siswa dan siswi di SMA Bintang Angkasa. Namun, suasana itu seketika berubah senyap saat sebuah mobil baby blue berhenti di parkiran sekolah.
Tak lama pintu mobil terbuka dan menampilkan sesosok remaja perempuan dengan rambut cokelat bergelombang yang tergerai. Kedatangannya membuat suasana sunyi dan senyap itu kembali berubah dengan suara riuh.
Perempuan itu adalah Nazelia Nighate Jovland. Gadis cantik dengan sejuta rasa sakit di hidupnya, tetapi ia mampu menyembunyikan luka itu dengan wajah cerianya meski ia tidak bisa menyembunyikan itu dari sahabat dekatnya.
Nazelia melangkah dengan santai tanpa memedulikan orang- orang yang sedang melihatnya dengan tatapan kagum. Ada banyak sorakan yang terdengar untuknya.
“Ber-damage banget, gila.”
“Udah kaya, cantik, keren lagi. Apa kurangnya coba?”
“Tukeran nasib sama gue, yuk.”
Teriakan-teriakan itu membuat hati Nazelia semakin sakit karena tidak ada orang lain yang tahu tentang dirinya, tentang apa yang ia rasakan dan lewati di balik wajah cerianya. Sesampainya di kelas, Nazelia menemui suasana kelas yang tidak jauh berbeda dengan suasana di parkiran sekolah. Suasana
riuh itu langsung berubah sunyi dan senyap saat Nazel masuk ke kelasnya, 3 IPS 2. Teman sekelasnya itu menyambut kedatangannya, tapi hanya ditanggapi dengan senyuman olehnya dan tetap melanjutkan langkahnya menuju tempat duduknya.
“Dari mana aja?”
“Biasa, pagi-pagi.” Jawabannya singkat, tetapi dipahami oleh keduanya temannya.
Suasana tiba-tiba berubah hening, tak ada yang berbicara di antara ketiganya. Namun, tiba-tiba salah seorang dari mereka berkata, “Kalian tahu enggak, sih, gue dapet berita hot banget.” Dia berbicara dengan gaya alaynya.
"Malam ini bakal ada pembukaan club baru, yang pastinya bakal seru banget.” Dia melanjutkan ceritanya dengan heboh.
“Wih, keren tuh. Wajib deh kita semua ke sana.” Seorang laki-laki yang mendengar pembicaraan itu tiba-tiba menyahut dengan lantang, membuat fokus semua orang teralihkan.
“Iya dong,” sahut yang lainnya.
“Lo gimana, Zel? Ikut, ‘kan?” tanya Sindy—teman dekat Nazel.
“Lo tahu jawaban gue, ‘kan?”
“Alah, sekali-kali aja lah, Zel. Lo gak pernah loh, gabung sama kita,” sahut Gisel yang baru saja dating.
“Ibu lo juga gak akan pernah tahu,” ucap Sindy.
“Oke, gue usahain.”
“Oke, Guys. Malam ini kita bakal senang-senang sampai pagi.” Laki-laki yang tadi bersorak kini kembali berteriak dan membuat suasana menjadi semakin riuh.
Semoga, batin Nazel.